

Sinarpaginews.net, Sleman –
Saat ditemui di Lapangan Kalurahan Margodadi Kecamatan Sayegan tempat acara upacara adat Tuk Si Bedug dilaksanakan Lurah Margodadi Djalmo susilodiprojo hari jumat, tanggal 17 Oktober 2025 menjelaskan kirab Budaya dan Upacara adat Tuk Si Bedug sudah menjadi agenda dari Kabupaten Sleman dan setiap tahun selalu diselenggarakan.
Djalmo susilodiprojo mengatakan untuk tahun 2025 lokasi yg dipilih adalah Lapangan Kalurahan Margodadi bukan lokasi Tuk Si Bedug dengan pertimbangan, melihat atusias dan respon masyarakat yang begitu besar, dari 16 padukuhan yang ada di Kalurahan Margodadi semua ikut berpartisipasi menyambut Kirab budaya dan upacara adat Tuk Si Bedug bahkan anggaran untuk acara itupun bersifat mandiri yaitu dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan ( APBKal) dan swadaya Masyarakat tanpa bantuan dari Pemerintahan Kabupaten merujuk adanya kirab budaya dan upacara Tuk Si Bedug acara sudah di mulai dari hari jumat, tanggal 10 Oktober 2025 diawali dengan pengambilan air dari Tuk Si Bedug kemudian di bawah dan di simpan di kantor Kalurahan Margodadi kemudian pada waktu acara oleh ketua panitia air yang diambil dari Tuk Si Bedug diserahkan ke Lurah Margodadi dengan disaksikan baik oleh masyarakat, peserta dan pejabat yang hadir.
Tampak Hadir :
- Wakil Bupati sleman
- Camat sayegan
- Pamong dan Staf Kalurahan Margodadi
Adanya kirab budaya dan upacara adat Tuk Si Bedug, Djalmo Susilodiprojo berharap masyarakat bisa menengok ke belakang tentang sejarah Tuk Si Bedug yang berawal saat Sunan Kalijaga akan melaksanakan Sholat tetapi di sekitar tidak ada air untuk bersuci, kemudian Sunan Kalijaga berdoa dan menancapkan tongkatnya ke tanah, saat tongkat dicabut muncullah air dari dalam tanah dan tempat air keluar dari tanah dinamai Tuk Si Bedug dan menjadi mata air, tidak pernah kering sampai sekarang, tuturnya (Red Jogya)